Sertifikat Deposito Syariah (SDS)

Definisi
Sertifikat Deposito Syariah (SDS) merupakan simpanan dalam bentuk deposito yang sertifikat bukti penyimpanannya dapat dipindahtangankan/diperjualbelikan berdasarkan prinsip syariah. Bank Syariah dapat menerbitkan SDS dalam bentuk warkat atau tanpa warkat (scripless). Nominal SDS paling sedikit Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) atau ekuivalennya dalam valuta asingJangka waktu Sertifikat Deposito paling singkat 1 (satu) bulan dan paling lama 36 (tiga puluh enam) bulan.


Ketentuan Syariah SDS
  1. Penerbitan Sertifikat Deposito Syariah (SDS) dapat dilakukan dengan menggunakan akad Mudharabah;
  2. Penerbitan SDS hanya boleh dilakukan oleh Bank Syariah sebagai pengelola dana (Mudharib);
  3. Penerbit SDS wajib mengembalikan dana kepada Pemegang SDS pada saat jatuh tempo;
  4. Bagi hasil SDS yang diterbitkan harus berasal dari kegiatan usaha yang didanai oleh SDS, baik kegiatan usaha  yang memiliki imbal hasil tetap maupun yang memiliki imbal hasil tidak tetap, sesuai dengan akad;
  5. Mekanisme bagi hasil dilakukan berdasarkan kesepakatan para pihak sesuai dengan prinsip syariah;
  6. Penerbitan SDS tidak boleh menggunakan mekanisme bunga, termasuk mekanisme diskonto;
  7. SDS hanya boleh dipindahtangankan setelah dana SDS digunakan dalam kegiatan usaha Penerbit SDS;
  8. SDS boleh dipindahtangankan sebelum jatuh tempo;
  9. Transaksi yang dilakukan untuk pemindahtanganan SDS hanya boleh menggunakan akad jual beli (bai’) dengan harga yang disepakati;
  10. Pembelian SDS boleh dilakukan oleh individu, maupun entitas berupa:
    1. lembaga keuangan syariah
    2. lembaga keuangan konvensional
    3. lembaga lainnya
  11. SDS boleh diperdagangkan secara repo berdasarkan prinsip syariah di pasar sekunder.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar